Friday 10 February 2017

Teori-Teori Pembelajaran


Pengertian belajar yang bersumber dari aliran-aliran psikologi sebagai berikut (Iskandar, 2009:109).
1)      Teori Belajar Behaviorisme
Teori behaviorisme merupakan salah satu teori psikologi yang memandang individu hanya dari sisi jasmaniah, dan mengabaikan mental. Makna teori ini tidak mengakui adanya kecerdasan, minat, emosi, dan perasaan individu dalam suatu proses pembelajaran. Peristiwa belajar semata-mata hanya melatih refleks-refleks sedimikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori behaviorisme memaknai belajar sebagai perilaku perubahan organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Aplikasi teori behaviorisme dalam pembelajaran adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berujud sesuatu yang konkret atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal seperti tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
2)      Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik yang dipelopori oleh Abraham Maslow mencoba untuk mengkritisi teori Freud dan behavioristik. Menurut Abraham yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti dilihat oleh teori psikonalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif, misalnya keterampilan membangun dan menjaga relasi yang hangat dengan orang lain, bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, kesadaran, memahami perasaan orang lain, kejujuran interpersonal, dan pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya meningkatkan kualitas keterampilan interpersonal dalam kehidupan sehari-hari. 
            Selain menitikberatkan pada hubungan interpersonal, para pendidik yang beraliran humanistik juga mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu anak didik untuk meningkatkan kemampuan dalam membuat, berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi. Melihat hal-hal yang diusahakan oleh para pendidik humanistik, tampak bahwa pendekatan ini mengedepankan pentingnya emosi dalam dunia pendidikan. 
3)      Teori Belajar Konstruktivisme
Teori konstrutivisme menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan balikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan.
Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
Teori-teori belajar, seperti bihaviorisme, humanisme, dan konstruktivisme sangat bermanfaat dalam  melaksanakan pembelajaran, adapun beberapa manfaat dari memahami dan menguasai teori-teori belajar ini sebagai berikut (Iskandar, 2009:122).
a)    Membantu guru untuk memahami begaimana siswa belajar;
b)    Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran;
c)    Memandu guru untuk mengelola kelas;
d)  Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa yang telah dicapai;
e)    Membantu proses belajar yang lebih efektif, efisien, dan produktif;
f)     Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat mencapai hasil prestasi yang maksimal.

Sumber:
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan sebuah Orientasi Baru. Ciputat: Gaung Persada Press.
Gambar:https://www.google.co.id/search?q=gambar+untukteori+pembelajaran&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjSp5yS9IbSAhUBV7wKHXBqC5UQ_AUICCgB&biw=1024&bih=509#imgrc=5Iq2T4UMUfKHOM


1 comment:

  1. JT Promo Code | Claim up to 200% - KT Hub
    JT Promo 문경 출장안마 Code for the new 수원 출장마사지 players at JTG. JTG Sportsbook has 김제 출장마사지 an excellent 창원 출장안마 Welcome Bonus 아산 출장마사지 worth up to 100% in the app!

    ReplyDelete